DARI TEST 51 RIBU, 1.139 POSITIF NGIDAP COVID-19 TERBANYAK KOTA BANDUNG

DATA INFORMASI KLARIFIKASI
JENIS KLARIFIKASI
KESEHATAN - CORONA
LOKASI INFORMASI
JAWA BARAT - KOTA BANDUNG
JENIS INFORMASI
HOAKS - MISLEADING CONTENT
KANAL ADUAN
WHATSAPP
BUKTI ADUAN
TEXT
PETUGAS CEK FAKTA
DILIHAT
177 KALI

Jum'at, 17 April 2020

DARI 51 RIBU TEST HASILNYA 1139 POSITIF NGIDAP COVID-19. TERBANYAK DI KOTA BANDUNG


[MISLEADING CONTENT]


Berdasarkan aduan yang masuk ke Tim Jabar Saber Hoaks. Beredar di Whatsapp, sebuah informasi "Dari test sejumlah 51 ribu, hasilnya 1.139 positif ngidap Covid-19. Terbanyak Kota Bandung..BAHAYA bisa cepat merebak..!"


[CEK FAKTA]


Faktanya, murut Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat Belri Hamdani mengatakan, sebanyak 51 ribu lebih rapid diagnostic test (RDT) pemeriksaan virus Corona sudah dilakukan dan 1.139 orang di antaranya terindikasi positif Covid-19. Sampat sejauh ini, kata Berli, Pemprov Jabar telah menyebarkan sebanyak 75 ribu alat RDT ke 27 kota/kabupaten di wilayahnya.


"Untuk rapid test, dari 75 ribu yang sudah kita sebar, yang sudah masuk 51 ribu lebih. Dari jumlah yang masuk itu, yang terindikasi positif 1.139," kata Berli, Kamis (16/4/2020).


Berli lebih jauh mengatakan, Kota Bandung menjadi wilayah dengan jumlah warga terindikasi positif terbanyak. Namun ia tak merinci jumlah tersebut. "Terbanyak dari kota Bandung," ucapnya.


Meski demikian, warga yang sudah menjalani rapid test akan melakukan tes swab dan tes menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) yang diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar.


Sementara itu menurut ahli epidemiologi dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat Defriman Djafri Ph.D mengatakan, apabila hasil tes cepat atau rapid test seorang menunjukkan positif maka belum tentu bersangkutan positif terjangkit Covid-19. Masih ada tes lagi untuk memastikannya.


"Bisa saja dia negatif," kata dia saat dihubungi dari Jakarta, Ahad.


Ia menjelaskan yang bisa menentukan seseorang positif atau tidak terjangkit Covid-19 harus melalui uji Polymerase Chain Reaction atau PCR. Tes cepat yang dilakukan masyarakat tersebut lebih kepada screning saja.


"Bukan positif tapi indikator dari tes antibodinya itu mengatakan positif bukan dia positif Covid-19," ujar dia.


Apalagi rapid test itu tidak mengambil swab dan hanya melakukan tes sampel darah saja. Hal tersebut dapat menyebabkan orang beranggapan tes cepat sudah positif padahal belum tentu.


[REFERENSI]


https://bit.ly/2RZ2d0F


https://bit.ly/3bwNCku


https://bit.ly/3cJ3HnD